Harus bekerja demi bisa menyekolahkan adiknya, berasa cerita di Ftv memang, tapi ini benar-benar terjadi loh. Bahkan itu terjadi pada teman saya sendiri. Mungkin normalnya itu dia juga sedah berkuliah semester 3 di salah satu Universitas. Tapi jalannya mungkin agak berbeda dengan teman teman sebayanya. Tanggungannya bukan lagi tugas tugas, bukan lagi laporan praktikum atau yang lainnya. Tanggungannya itu ya itu, adiknya sendiri. Teman SMA saya yang satu ini tergolong orang yang sangat sangat sangat tegar. Dari mulai ayah ibunya yang cerai, dan Ibunya harus ninggalin dia juga adiknya untuk selama-lamanya, sekarang jadilah teman saya itu yang menanggung biaya sekolah adiknya. Perlu tau aja, dia cewek. Yap, she's strong.
Sudah lama rasanya sejak saya dan mereka terakhir melepas rasa rindu dengan photo box, entah berapa bulan yang lalu. Mereka mungkin sudah mulai menemukan jalannya masing-masing, ya sama sih saya juga merasa seperti itu. Saya cuma sedih, disaat saya berusaha menjadi dekat kembali dengan mereka, tapi tidak sesuai harapan. Ada juga yang sedang sibuk dengan rutinitasnya. Yang sering berpapasan di beranda facebook, bahkan tidak sedikitpun menyapa saya. Saya jadi penasaran, apa mereka juga berpikiran seperti itukah tentang saya ?
setelah jarak dan waktu yang memberi batasan untuk kita, kenapa pertanyaan "apakabar?" terasa malas untuk dilontarkan?