Senin, 27 Maret 2023

Yang Paling Ringan Terasa Paling Berat

Hai! It has been long time rasanya tidak menulis di sini. Begitu banyak hal terjadi, tapi tidak sempat diceritakan di sini juga. Tapi kali ini, rasanya ingin menuliskan ceritanya. Karena terlalu ajaib untuk tidak diceritakan kembali. So, here we go!


Juni 2021

Sudah menunjukkan gejala PCOS ( Polycystic Ovary Syndrome) pada telur-telur pada rahim gue. Dengan gejala sering terlambat menstruasi dan resisten insulin.


Agustus 2022

Awal tegaknya diagnosa dokter penyakit dalam, dengan nilai hbA1c yang terlampau tinggi lebih dari 6%. Gue terkena diabetes melitus type 2. Ada keturunan dari keluarga, dan pola hidup yang sudah pasti tidak dijaga, maka inilah dampaknya. Mulailah masa pengobatan dengan obat oral, sehari 3x ditambah asam urat yang agak lebih sedikit dari yang seharusnya. 4 bulan berikutnya, diperiksa kembali rapot gue dengan hbA1c yang sudah turun sekitar 4%. Semakin semangatlah gue buat bisa mengontrol gula darah.


Februari 2023

Gue terlambat menstruasi seperti biasanya, tapi ada yang tidak biasa dengan badan ini. Sama sekali gak curiga, karena sudah biasa seperti ini setiap kali menstruasi. Akhirnya mencoba testpack, dan dari keempat testpack yang gue coba, hasilnya positif semua. Gue hamil! Bisa hamil! MasyaAllah 😭. Gue dan suami masih gak nyangka dikasih kepercayaan ini. Karena sudah mulai agak pasrah apapun yang terjadi setelah tau terkena diabetes. Kemudian cek ke dokter kandungan, bayi kacangku ada di sana dengan usia 5 minggu 5 hari. Pengalaman pertama kehamilan yang paling was-was, karena harus super hati-hati dengan apa yang dimakan. Demi menjaga janin dan juga mengontrol gula darah, sungguh ujian kehamilan sekali. Kemudian konsul juga ke dokter penyakit dalam, disarankan untuk mengganti obat oral ke insulin. Semakin was-was, tetapi bercampur excited! Dijalanilah hari-hari kehamilan muda gue dengan menyuntikkan insulin sebelum makan.


Maret 2023

Seharusnya di pertemuan kedua ini, ada tanda kehidupan di dalam sana. Tidak sesunyi itu. Seharusnya ada aliran darah yang mengalir ke bayi kacang itu. Kami kehilangan dia. Mencoba cari opini lain dari dokter yang berbeda, hasilnya tetap sama. Rasa yang bercampur aduk setelah dokter kedua bilang, artinya Ibu sudah bisa hamil secara alami. Hanya saja tubuh Ibu memang belum siap untuk itu, akan lebih sedih jika bayi sudah dalam kehamilan tua atau sudah lahir baru diketahui ada kelainan. Jadi, tetap dicoba kembali nanti semoga dengan keadaan yang lebih sehat dan lebih baik lagi. Sepulang dari rumah sakit, gue menangis sejadi-jadinya dalam pelukan suami. Merasa salah tidak bisa menjaga dengan baik. Merasa kecewa dengan diri sendiri. Merasa sedih karena kehadirannya sudah mengisi ruang di keluarga kecil kami. Tapi harus mencoba merelakan yang baru saja dititipkan Allah. Lalu, 3 hari berikutnya dilakukan tindakan curettage.



Oh ternyata, terjadi juga di dalam hidup gue. Kehilangan sebuah titipan yang sangat berharga. Bahkan bayi kacang itu belum diberikan nyawa, tapi kenangannya sangat terasa. Seakan Allah memberitahukan bahwa semua memang akan selalu dibawah kuasaNya, sekaligus menunjukkan bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika berusaha dan berdoa kepadaNya. Orang di sekitar menanyakan kondisi gue, apakah sudah membaik. Gue sadari, bagian luka yang akan membutuhkan waktu lama adalah hati ini untuk merelakannya. Karena yang paling terasa berat adalah harus mengantarkan kepulangan peti kecil yang paling ringan.

Terima kasih anak baik, sudah pernah menjadi anak Ibu meski hanya dalam beberapa minggu. I love you, nak.

Share:

Senin, 28 Februari 2022

Replay 1988 - Cerita Cita, Cinta dan Keluarga

    Hei yo! Kali ini gue punya label baru, ada W2W adalah Worth to Watch. Karena selama ini gue sering nonton film, series atau korean drama. Jadi sekalian mengisi kegiatan aja, gue coba cerita-cerita kenapa sebuah film atau series itu menjadi sesuatu yang worth to watch. Asik. Tontonan yang akan gue bahas kali ini adalah sebuah drama Korea, yang sempat booming lagi di jagat Twitter. Drama keluarga yang terasa hangat dan penuh petuah, Replay 1988.

    Drama ini bercerita tentang 5 keluarga yang rumahnya bertetanggaan, dan juga 5 anak yang tumbuh bersama sejak kecil. Masing-masing keluarga punya ceritanya, kesedihannya, kebahagiaannya yang cukup bisa relate sama kehidupan kita sehari-hari. Drama yang setiap episodenya bikin nangis. Cerita kehidupan sehari-hari yang menyangkut, cinta, cita-cita, keluarga, persahabatan. Gue ga akan bahas terlalu dalam soal detail dramanya, latar dan pemerannya ya. Gue akan highlight 5 bagian di drama ini yang gue inget terus dan itulah alasan drama ini worth to watch menurut Lugina. So, here we go, agak mengandung sedikit spoiler:

      1.    Penuh pesan dan petuah

            Bertaburan akan percakapan-percakapan yang mengandung arti luar biasa. Di salah satu adegan Deoksun yang menangis karena ulang tahunnya dirayakan bersama kakaknya, Bora. Kemudian ayahnya mencoba kasih kejutan buat Deoksun di depan warung. Percakapannya langsung bikin gue nangis dan inget Abah, hiks. Intinya Ayah Deoksun bilang minta maaf karena ini pertama kalinya dia menjadi seorang ayah. Jadi ga tau gimana cara menghadapi anak pertama, anak kedua dan anak bungsu. Sungguh gimana ga nangis kan gue, bahwa semua ayah di dunia ini belum pernah jadi ayah sebelumnya. Tapi Ayah-ayah di dunia ini selalu mencoba untuk ngasih terbaik buat anak-anaknya. Hubungan anak perempuan dan ayah di drama ini juga yang bikin gue mbrebes mili.



    Selain itu, masih tentang Ayah. Waktu Bora menikah, Bora kasih sepasang sepatu buat ayahnya, dan sudah menanyakan ke Ayahnya untuk meyakinkan apakah sepatunya cukup atau tidak. Tiba di hari pernikahannya, waktu Bora berdiri di depan Ayahnya untuk meminta restu, kelihatan lipatan tisu sebagai ganjal sepatu di bagian belakang sepatu, karena ternyata sepatunya kebesaran. Saking Ayahnya gak mau lagi nambah pikiran anaknya yang mau nikah :')

    2.    Berlatar belakang 1988

    Mungkin gue gak tau tepatnya di tahun 1988 seperti apa, tapi beberapa adegan atau barang tentunya gak asing. Drama ini mengajak penontonnya bernostalgia di masa-masa tahun 80-an akhir. Mendengarkan musik dengan kaset, mendengarkan radio, gaya busananya, termasuk keakraban sesama tetangga. Bahkan alat komunikasi pun masih menggunakan telpon rumah, atau jika mengirim pesan menggunakan surat.

    3.    Soundtrack

    Yak, drama tahun 1988 lantas gak bikin soundtrack gak menarik. Justru lagu-lagu lama yang menjadi lagu latarnya nempel banget dan enak-enak. Musik 80-an entah kenapa buat gue selalu enak meski didengarkan sekarang. Salah satu soundtracknya yang gue suka berjudul A Little Girl oleh Oh Hyuk dan juga lagu sejak intro pertama akan tau ini soundtrack Reply 1988 adalah Hyehwa-dong oleh Park Boram. PD Shin memang terbaik buat pemilihan pengisi soundtrack yang bener-bener cocok buat suasana dramanya.

    4.    Slice of Life
     
    Memang drama ini bertemakan slice of life, dari setiap keluarga yang berbeda punya cerita masing-masing, dan itu diceritakan dengan porsi yang sama. Seringnya ada 1 garis merah yang sama dari 1 episodenya. Artinya setiap keluarga tentu berbeda, masalahnya pun berbeda dan cara menghadapinya punya cara masing-masing. Ada yang sedang ulang tahun tiba-tiba menjadi pendiam dan tidak bertingkah, karena sedang teringat akan ibunya. Drama slice of life buatan PD Shin gue jamin gak akan membosankan meskipun hanya menceritakan kegiatan sehari-hari anak SMA dan keluarganya. Justru di sisi kesederhanaan cerita itu yang membuat dramanya begitu ringan dan menyenangkan, karena tidak dibuat pusing oleh orang-orang antagonis.

    5.    Syndrome Second Lead

    Bagi yang sudah menonton drama ini, kebanyakan merasa gemas tentang kisah percintaan Deoksun karena dipastikan terkena syndrome second lead. Tidak apa, kita berada di kapal yang sama berarti, hahahaha! Memang perkara terlambat akibat lampu merah ternyata bisa sefatal itu. Tapi siapapun jodoh Deoksun di akhirnya, cerita cinta anak SMA di drama ini juga gak berlebihan dan tetap gemas.

    Jadi, sudah tertarik untuk nonton drama ini? Drama Reply 1988 berisi 20 episode, setiap episodenya berdurasi sekitar 1-1,5 jam. Selamat menonton! *Mbheeeeee
Share:

Selasa, 15 Februari 2022

Galih

 Sebuah posting yang didedikasikan untuk mendiang kakak kami, Galih.

Sudah 28 tahun menjadi adik, bukan waktu yang sebentar. Tapi nyatanya ini terlalu singkat untuk kita, sebagai kakak beradik. Sejak kecil, aku si copy-cat selalu suka apa yang dia suka. Musik, gaya berfoto, sampai hobi mewarnai atau menggambar. Ada kalanya, dia menang lomba menggambar dan dapat piala. Aku juga ingin mendapatkan piala yang sama dengannya.

Hingga memasuki usia remaja hingga dewasa, dia mulai merasa terganggu dengan adiknya si peniru. Mulai mejadi kakak yang rese dan hobi ngomel ke adiknya. Tidak begitu dekat, tapi umur kami cukup dekat. Sehingga sejak kecil, masuk sekolah hingga kuliah pun kami tetap berada di sekolah yang sama. Orang mengenaliku sebagai Galih versi kerudung, atau Galih versi perempuan, konon saking miripnya.

Galih si selalu ingin coba segala hal, musik, olahraga, bisnis. Orang yang tidak takut untuk mencoba hal baru. Ikut lari marathon, ikut club tennis. Hingga terjun ke dunia bisnis yang punya banyak relasi. Sungguh Galih si paling ingin coba banyak hal. Meski terkadang dia orang paling tidak ada rencana, tapi tekadnya untuk mencoba selalu ada.

Aku sering merasa bahwa dia tidak pernah menjadi sosok kakak laki-laki untukku, dan mungkin juga adikku. Sebagaimana yang aku lihat dari teman yang memiliki kakak laki-laki. Hingga tutup usianya, aku dan adik laki-lakiku tidak pernah tahu bagaimana wujud kasih sayangnya kepada adik-adiknya. Tapi, aku yakin dia punya cara yang berbeda. Tentu ada.

Sampai detik ini, aku masih ingat 1 minggu terakhir perjuangannya untuk bertahan hidup. Meski di kota yang berbeda, usahanya untuk bernafas, usahanya untuk menahan sakit sungguh masih terasa. Di perjalanan kereta dari Jakarta menuju Jogja saat itu, tidak lagi sama. Pukul 21.22, adikku menangis dari telpon, sendirian. Kakakku menghembuskan nafas terkahirnya di UGD, sendirian. Aku menangisi mereka yang sendirian, di gerbong kereta api, sendirian. Begitu juga dengan istrinya, yang sedang karantina di Pangandaran, menangis, sendirian.

Terima kasih, aa sudah berjuang hingga detik terakhir. Maafkan kami semua, tidak sempat bertemu bahkan tidak bisa menemani di hembusan nafas terakhirmu. We'll be missing you. Forever.

Share:

Minggu, 12 April 2020

Melangkah Searah dari Aji Nur Afifah

Hi, I'm back! wohooo setelah sekian lama tidak menulis di platform ini, akhirnya kembali ke sini. Berkat #dirumahaja yang 'dipaksa' oleh Covid-19, iseng baca tulisan lama di sini dan mulai agak termotivasi. Kali ini agak berbeda karena gak sengaja habis menyelesaikan sebuah buku kuning. Beberapa teman gue yang nikah, selalu gue kadoin buku ini karena yaqin isinya bermanfaat. Inilah dia, review buku suka-suka Lugina ~

Hari itu aku merasa seperti dilahirkan kembali, di sebuah dunia yang tak pernah kukenal sebelumnya. Sejak saat itu pula, untuk pertama kalinya derap kakiku menemani langkahmu. Kita berjalan bersama dalam derai tawa dan air mata.Ada saatnya kita bergegas melangkah. Ada pula saatnya kita berhenti sambil terengah. Menengok perjalanan yang sudah kita tempuh dan mengatur napas di dalam dada. Semuanya kusyukuri. Bersamamu tak ada yang sia-sia.


For the first time, baca buku karangan Mbak Apik ini. Karena biasanya baca buku dari Suaminya, yang dikenal dengan panggilan Mas Gun. Oke, diingat bahwa ini review buku yang isinya adalah opini suka-suka Lugina. 

Buku dengan 210 halaman yang penuh dengan ilmu baru bagi gue khususnya, si pengantin baru seumur jagung yang baru memasuki gerbang kehidupan yang sesungguhnya. Buku ini dituliskan Mbak Apik dengan gaya semacam lagi ceritain secara langsung gitu, kaya lagi curhat aja gitu. Disisipkan dengan berbagai pikiran-pikirannya yang mungkin hanya tertuang di dalam tulisannya. Diceritakan sejak awal Mbak Apik yang benar-benar merasa memasuki dunia yang sangat baru saat harus berpisah jauh dari Orang tua dan rumahnya. Tempat senyaman-nyamannya selama ini dia bertumbuh. Juga sosok suami yang benar-benar dikenal dengan secukupnya saja secara wajar dan kali ini harus mengikuti, dipatuhi dan melangkah searah. 

Gue merasa beberapa bagian sangat merasa relate adalah bagaimana kita harus mendadak bisa memasak untuk suami, kemudian harus mendapat persetujuan suami saat akan mengambil keputusan yang punya dampak bagi kita berdua, yang homesick, yang rindu kesana kemari sendirian, yang kalo berantem bisa berdiam diri tapi kali ini tidak bisa, hahahha. Mbak Apik, mau gue peluk rasanya saat bersama-sama merasakan hal yang sama. Bahkan Mbak Apik menyisipkan beberapa tips untuk mengelola keuangan dan juga resep makanan yang mudah dimasak bagi pemula. 

Buku ini rasanya cocok masuk kategori starter pack yang paling ringan untuk dibaca pengantin baru. Enaknya juga ini buku tuh bisa dibaca sama suami, makin cakheep deh komunikasinya karna dapet ilmu yang sama dari buku yang dibaca bersama. Bahkan dengan membaca buku ini, waktu lagi kesel gak jelas sama suami, Mbak Apik secara 'gak sengaja' membantu gue untuk meredam rasa keselnya dengan mengingat minimal 10 kebaikan yang suami lakukan buat kita.

Bagian favorit dari buku ini adalah Bab Konflik. Pasti semua pasangan punya cara sendiri sih dalam menyelesaikan konflik rumah tangganya. Tapi ada bagian dasar yang mungkin harusnya kita miliki saat menghadapi konflik dengan pasangan. Sabar tentu, dan juga ego yang harus diredam. Laki-laki dengan sebuah pride yang hati-hati jika agak tersenggol. Perempuan dengan penuh perasaan yang apa-apa berdasarkan perasaan. Sungguh memicu adrenalin.

So, buku ini penuh dengan ilmu namun tetap terasa ringan bagi pasangan-pasangan muda yang bersiap untuk memulai perjalanan ibadah terpanjangnya. Selamat membaca, selamat melangkah searah.






Share:

Kamis, 13 Desember 2018

Menjadi Dewasa

Sebuah pertanyaan manusia yang memasuki usia 25 tahun ke atas, gue maksudnya. Gak tau yang lain. 

Haruskah menjadi dewasa? 

Apa ukuran terbaik sebagai indikator orang sudah dianggap dewasa? 

Baiklah, ini dia opini suka - suka.


Secara arti dari KBBI, dewasa1/de·wa·sa/ /déwasa/ a 1 sampai umur; akil balig (bukan kanak-kanak atau remaja lagi). Tidak ada parameter khusus seperti apa dewasa itu, hanya bukan kanak-kanak atau remaja lagi. 

Oke. 

Menjadi dewasa yang gue rasakan adalah melelahkan bagi diri Lugina yang sangat kekanak-kanakan. Tetapi di sisi lain gue butuh menjadi dewasa untuk menghadapi kondisi tertentu. Tidaklah harus selalu menjadi dewasa setiap waktu. Apakah tertawa terbahak-bahak sudah tidak boleh saat menjadi dewasa? Oh tentu tidak bagi gue. Menjadi dewasa tidak berarti harus menjadi seperti orang lain, cukup tau kondisi untuk bersikap. Termasuk masa bodoh pada tempatnya adalah termasuk menjadi dewasa.

Tapi kenapa orang selalu berkata 'cobalah kamu bersikap dewasa'?

Kenapa kamu meminta orang lain untuk bersikap dewasa kepadamu?

Kenapa tidak kamu dulu yang tunjukkan seperti apa sikap dewasamu itu?

Oh tidak begitu, lugina.

Memang melelahkan, tapi justru di situlah letak pembelajarannya. Menjadi dewasa tentu memperluas lagi kapasitas kesabaran yang dimiliki. Tanpa diminta orang lain pun, menjadi dewasa ketika sudah saatnya pasti akan menjadi dewasa. Walaupun teerkadang, mohon maaf jiwa kanak - kanak masih dominan dan akal sehat agak berkurang. Namanya juga masih belajar menjadi dewasa. Karna hidup di dunia itu katanya belajar seumur hidup.

Jadi, haruskah menjadi dewasa? 
Bukan keharusan, tapi semua akan menjadi dewasa pada waktunya. Pada jalannya masing-masing.
Share:

Sabtu, 13 Januari 2018

Ciamis (tetap) Manis


Perjalanan pulang kali ini adalah pulang ke tempat yang pernah mengisi hidup gue selama 11 tahun. Bisa dibilang kota ini adalah tempat gue besar, meski sejak lahir gue sudah besar, wkwk. Ciamis, kota manis yang banyak juga menyimpan kepahitan. salah satu teman baik ada yang menikah dan berasal dari Ciamis, sehingga secara gak langsung gue diberikan waktu dalam dua hari untuk sedikit bernostalgia dengan kota ini. Kota manis yang juga banyak pedih, pahitnya khususnya untuk keluarga gue. Cerita masa SD, SMP hingga SMA semuanya tersimpan di kota ini.

Ciamis, kota kecil yang mudah dihafal jalan-jalan utamanya. Meski gue sudah pindah dari kota ini sejak 2012, gue masih hafal betul setiap jalannya meski sekarang tentu banyak bangunan baru, tempat makan baru, tempat jajan baru. Satu yang pasti, alun-alunnya tetap di depan kantor Bupati, maka segalanya masih aman, hahaha. Ada yang kurang ke Ciamis kalo ga makan bakso favorit gue sejak SMA, bakso pesat. Bakso yang sebesar kepalan tangan ini berisi harta karun daging-daging saat dibelah, karna waktu yang mepet hari itu, gue dan temen-temen ga sempet makan bakso Aga. Baksonya gak sebesar bakso pesat, bakso urat juga tapi ah enak pokoknya.

Belum sah bagi temen-temen gue kalo ke ciamis gak nyoba namanya nasi TO atau tutug oncom, nasi yang dicampur dengan oncom dan kencurnya yang khas. Tempat makannya ada di depan SMP gue, rasanya tetap sama, jadi mo nangis gue tuh :') Pulang pun membawa beberapa bungkus jinjingan yang berisi makaroni asin pedas dengan daun jeruk, favorit pisan ini mah.

Selain kenangan yang muncul di setiap jalannya yang gue lewati, ada kenangan yang kita buat hari itu, bahkan sepanjang hari. Ga ada berhenti ngakak akibat diantara kita semua gak ada yang benar-benar jago nyetir mobil. Pertama, dimulai dengan teman gue yang bisa, lancar, namun masih belum pede saat jalan tanjakan harus belok kiri dan sebelah kiri ada mobil lagi parkir. Gue yang duduk di depan pun merasa de-degan dan berfikiran apakah air bagnya berfungsi. Alhamdulillah aman sampai parkiran Mesjid Agung Ciamis, dengan skill parkir yang cukup. Saat kita semua keluar mobil, dan temen gue ini mau kunci pintu dan ditemukan lampu depan mobil masih menyala. Oke, gue kasih nilai -5 untuk yang satu ini, wkwkwk.

Selanjutnya, temen gue itu balik duluan pakai kereta ke Bandung. Artinya harus ganti supir, hanya tersisa 3 kandidat yang ada. Maka, kita sepakat mengusulkan untuk teman gue laki yang nyetir ini. Dia terlihat sangat grogi, dan injakan gasnya terasa belum begitu halus. Tetiba mobil mundur, dan dia merasa mobil yang lain sedang bergerak maju, padahal itu beneran mobil kita yang mundur. Refleks temen gue yang duduk dibelakang narik rem tangan, dan itu beneran mundur woy! Udah gak tenang kita semua sebagai penumpang, temen gue masih mau coba keluar dari parkiran dan dia menginjak gas kenceng banget udah rasanya ini abis berapa ya benerin mobil orang hahaha. Gila ini mah, kemudian kita sepakat lagi untuk ganti supirnya ke temen gue yang cewek. Kita percayakan nyawa kita ini untuk supir yang sudah sering gantiin bapaknya nyetir, bahkan pernah nyetir ke Semarang. Selama perjalanan lancar, tapi emang ujian terbesar adalah saat parkir ya kaaaan, oke -2 aja buat temen gue ini karna parkirnya masih kacau, wkwk.

Jalan pulang dari stasiun, sehabis antar temen gue lainnya yang mau pulang ke Jogja, diganti lagi supirnya dengan kakak angkatan gue ini, dia juga sebenernya bisa, cuma karna jarang nyetir aja jadinya waktu matikan lampu depan eh malah wiper belakang yang nyala, wkwk. Yaaa gue kasih -5 juga ya karna malah wiper yang nyala bahahahahaha.

Singkat namun menyenangkan rasanya, jauh dari hingar bingar kota macet dan suara klakson. Pagi yang sepi sambil berjalan ke persawahan. Ah, gue butuh liburan singkat macem gini lebih banyak lagi.
Share:

Sabtu, 23 Desember 2017

Transfer Palsu "Kode Dana" dan "Kode Amount RP"

Pinterest

Sesuai judulnya, gue ingin berbagi pengalaman yang baru saja gue alami. Saat itu posisinya gue adalah penjual barang, ada barang second yang mau gue jual dengan harga murah karna gak gue pakai lagi dan butuh uangnya untuk jajan RAM laptop ini huhuhu.

Sore itu gue pasang iklan di olx, pasang harga 950.000 untuk handphone dengan beberapa cacat, nego halus bisalah ya. Tetiba ada yang whatsapp bilang kalau dia minat dengan barang yang gue jual. Chit chat seperti biasa, dan ini orang kok ngebet pengen banget tapi gak berusaha nego sama sekali. Dia cuma nego jadi 900.000, dalam hati gue bersyukur tapi kok aneh juga. Pembeli pingin segera barangnya dikirim, dia chat seolah-olah takut gue tipu jadi dia ngajak kirim foto identitas biar percaya satu sama lain. Gue karna baru pertama kali transaksi kaya gini, gue kirim juga deh foto identitas KTP gue. Seenggaknya kalo dia nipu gue juga, gue tau KTPnya si luwak ini. Pembeli tanya posisi gue dimana, gue padahal cuma nyebutin nama jalan yang bisa jadi nama jalanya ada di kota lain dong ya, tapi si pembeli menyimpulkan bahwa tempat gue jauh. Mintalah dia dikirim paket aja, tapi karena ini long weekend, pada tutup gitu ya sampai hari rabu.

Keanehan mulai kerasa, ini orang kok ngotot pengen transfer ke gue malam itu juga. Apa gak kebalik ya? padahal gue udah bilang barang tetep bisa dikirim hari rabu. Tetep mau transfer malam itu juga. Udah dong, gue ga niat nipu sok aja gitu kalo dia mau transfer ya kan. Total 910.000 yang harus dia kirim. Gak lama ada bukti transfernya dari bank Mandiri kaya gini:
bukti transfer palsu
Gue langsung check dong, ternyata belum bertambah. Karna syukurnya itu atm kosong jadi ketauan banget perubahannya ya hahaha. Dari situ gue coba tanya lagi orangnya, yakin udah transfer atau belum, hari Rabu gue cetak buku tabungan biar tau masuk apa enggak. Dari situ dia tetiba nyuruh aktifin kode dananya kaya dibagian bawah struk itu. Pembeli itu bilang, uang transferan baru masuk kalo gue udah aktifin kode itu. Ada yang mengganggu di bagian bawah struk, kok namanya kode amount RP. DIliat liat ini gue mau diporotin 4juta ya. Malam itu gue taya dong temen gue yang pakai bank Mandiri, kaya apa struk kalo abis transfer dari atm. Itu jelas beda apalagi dibagian bawahnya itu, ditambah menurut gue ini font di struk gak biasanya banget gitu. Untuk mengakhirinya gue kirim foto hasil gue googling yang bilang itu penipuan, dan gak lama dia block gue. LOL! Ini gue liatin beberapa percakapan gue sama calon pembeli.
Ter-gak-niat belinya keliatan disini

Ngotot mau transfer hari itu juga

Ngirim KTPnya yang belum tentu KTP dia juga sih

There's no good in goodbye
Nah dari pengalaman gue itu, ada poin - poin yang harus diperhatikan sebagai penjual online:
  1. Lihat keseriusan pembeli, penjual jangan asal jual aja harus tau ini pembeli beneran mau beli atau engga, seberapa usaha pembeli ini dalam nego barang yang mau dia beli, dan mengetahui keadaan barang yang mau dia beli. 
  2. Kalau pembeli minta aneh-aneh kaya foto kartu identitas, perlu dipertanyakan, jangan kaya gue langsung kirim aja. Bahaya dari ini adalah foto itu bisa dia pake untuk nipu orang lain lagi. Tujuan lainnya adalah dia mau liat nama lengkap kita untuk dia ketik sendiri di struk yang dia buat itu.
  3. Pembeli mah ngotot pengen dapet barangnya bukan ngotot pengen transfer cepet-cepet. Nah disini mulai keliatan pembeli palsu yang mau ngambil isi atm kita. Apalagi dia suruh kita untuk kode dana dan kode amount RP. Untungnya penipu satu ini gak ngerti-ngerti banget bahasa inggris gitu. Mau transfer kok pake kode-kode :(
Satu lagi adalah kalau ada yang merasa dapet foto KTP gue yang ngaku sebagai pembeli dan kalian merasa gue menipu. Mohon maaf gue juga hampir tertipu, makanya gue tulis ini sebagai bukti bahwa gue bukan penipu, malah gue hampir tertipu juga :(( Terus bisa jadi itu bukan Ramdan Muhamad yang beneran dibalik penipu itu, bisa jadi itu KTP si korban yang dia pake untuk nipu gue.

Terakhir, tetap berhati-hati baik penjual maupun pembeli online masa kini yang terjerat akan harbolnas. Perkara ditinggal pembeli mah belum seberapa dibanding ditinggal nikah. Beda. Sudahlah. Simpan argumenmu. *lah






Share:

Sabtu, 19 Agustus 2017

Menikah, bukan sebuah tren tapi ....

Nah dari judul, sudah cukup menggambarkan apa yang akan gue bahas pada postingan kali ini. Ini cukup menjadi bahasan pada peringkat paling atas bagi perempuan-perempuan pada usia 20an keatas. Termasuk gue dan lingkungan gue sekarang. Karena keterbatasan ilmu, gue gak akan membahas tentang menikah dari sisi hukum dan syaratnya ya. Ada buku-buku dan sumber lainnya yang lebih akurat untuk dijadikan acuan. Gue hanya sekedar ingin bercerita pengalaman gue di usia-usia yang gampang banget bahas tentang pernikahan.

Sering banget kan, lagi reuni atau kumpul sama temen masa kuliah dulu akan selalu berujung dengan pembicaraan menikah. Bahkan gue pernah ngelantur sampai udah bahas urusan anak 😂😂. Terlalu jauh, kadang suka gak sadar kalau udah melewati batas kesadaran ya kan. Entah apa yang membuat menikah begitu menjadi pembicaraan utama yang selalu dibahas saat ini. Entah karena muda-mudi saat ini yang mudah terbawa perasaan. Padahal menikah banyak banget yang kudu dipersiapkan, secara finansial bukan cuma buat resepsi haha-hihi doang dong ya. Ada kehidupan selanjutnya yang harus didukung secara materi juga. Bekal ilmunya pun sebagai suami istri, yang jelas beda jalan pikirannya. Venus dan Mars. Beserta deretan tugas-tugas baru lainnya.

Oke, gue setuju bahwa setelah menikah rejeki akan lebih dilancarkan, beban pun terasa ringan karena ada teman untuk berbagi. Tapi berapa banyak sih muda-mudi yang berpikiran sampai sejauh itu? Apa bener mereka sudah mikir sejauh itu untuk persiapan menikahnya? Atau jangan-jangan mereka kebelet nikah karena bisa pacaran secara halal aja sisanya urus belakangan? Hahaha bisa jadi dong ada yang mikir sampai situ aja. Menurut gue, salah satu yang membuat menikah menjadi begitu diperbincangkan adalah media sosial. Secara sadar gak sadar, saat temen SMA tiba-tiba upload undangan nikah, jadi merasa duh gue kapan ya. Pengalaman pribadi? iya emang, hahaha.

Pada usia sekita 22-24 tahun gitu, adalah masa-masanya temen-temen nyebar undangan. Upload foto pre-wedding atau bahkan udah ada yang upload foto anak pertamanya. Namanya juga berbagi kebahagiaan kan, ikut seneng dong liatnya. Tinggal kitanya aja yang menata hati, kenapa harus merasa sedih atau merasa jodohnya ga dateng-dateng. Kenapa harus bertanya dia duluan guenya kapan.

Nah, tapi juga ada yang selalu usil nanya temennya kapan nikah atau selalu mepet-mepet situ mulu bahasannya. Gue yang sudah eneg dengan pertanyaan sejenis itu, sampe udah peduli amat ga bisa marah lagi. Padahal kita gak tau ya, orang yang kita tanya begitu itu sedang berjuang untuk apa hingga belum memutuskan untuk menikah. Mungkin dia masih punya adik-adik yang perlu dibiayai untuk sekolah. Sampai pernah gue upload foto iseng aja, ada cincin di jari manis, karena gue suka memancing netijen. Sok ngartis emang guenya, tapi ternyata reaksinya emang heboh macem mereka melewatkan episode drama favoritnya.
Pinterest

Jadi, menikah jelas bukan sebuah tren. Menikah adalah sebuah ibadah, maka bukan hal yang main-main. Kalau merasa mudah terbawa perasaan melihat orang-orang yang sudah menikah, maka logout sebentar dari media sosialnya. Kemudian membaca buku, atau membantu orang tua, atau melakukan hal yang lebih bermanfaat lainnya. Karena menikah akan tiba tepat pada waktunya. Tentunya waktu yang tepat menurut-Nya 😄
Share:

Kamis, 17 Agustus 2017

Hari ini adalah hari esok yang dipersiapkan kemarin

Pinterest
Masing-masing dari kita pernah membicarakan bagaimana hari ini. Hari ini adalah hari esok yang telah dirancang pada hari-hari yang lalu. Meski pada kenyataannya, yang terjadi hari ini tidak pernah tepat sesuai yang direncanakan pada hari kemarin.

Setelah 2 tahun gue dan teman-teman gue berpisah dan berpencar kemana-mana. Akhirnya 13 Agustus kemarin, kita semua berkumpul lagi dengan keadaan lengkap. Dengan membawa masing-masing cerita hidup yang penuh twist. Gue yang akhirnya tidak menjadi elektrowati sejati, karena berakhir selingkuh kepada software engineer (to be). Teteh yang tak disangka dan diduga akan menjadi kandidat pertama yang menyandang sebagai istri orang. Pidak yang masih dengan status kejombloannya namun sudah upgrade status smartphonenya dengan yang paling terbaru dari negeri gingseng. Ruji yang masih dan selalu menggebu-gebu dalam bercerita sedang menikmati kenaikan level kehidupannya.

Benar-benar ga ada yang pernah tau ya, bahwa 5 tahun ke depan sejak kuliah, kita akan menjadi seperti ini sekarang. Dipertemukan kembali dalam keadaan yang semoga lebih baik dari sebelumnya, di kota yang jauh lebih menantang dari kota sebelumnya. Kota yang penuh dengan orang-orang yang sedang berusaha. Jogja, menjadi tempat pertama kita membayang-bayangkan hari ini. Tempat pertama yang menjadi saksi kelakuan kita yang tertawa seakan sedih tidak memiliki makna dalam kamus kita. jakarta, menjadi tempat kita menguras pikiran dan tenaga untuk kebutuhan dan keperluan hidup. Tidak pernah sama sekali berencana gue akan menginjakkan kaki di Ibukota dan bisa berkumpul dengan mereka ini.

Meski banyaknya tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, menerima dan menjalaninya barangkali adalah salah satu jalan untuk mewujudkan impian kita yang lainnya. Barangkali bukan jalan yang direncanakan yang akan memberikan akses mencapainya, tapi ada jalan lain yang tidak pernah kita ketahui. Kemudian jalan itulah yang kita perlu lewati untuk mencapai yang sudah kita rencanakan dan doakan. Selain itu, ada hal yang selalu terlewatkan ketika kita memohon untuk dikabulkan doa-doa yang dipanjatkan setiap harinya. Memohon untuk dipersiapkan hatinya untuk melangkah ketika doa -doa yang dipanjatkan terkabul, agar tidak goyah dengan pilihan yang telah kita pilih. Agar merasa yakin bahwa ini pilihan terbaik dari yang Maha Pemberi Jalan.
Share:

Rabu, 02 Agustus 2017

Jenis Pertemanan yang Perlu Dipertahankan

Pinterest

Dari sekian banyak jenis pertemanan yang ada, kalian termasuk jenis teman kaya apa sih? Hahaha, gue sendiri gak tau harus mengelompokkan diri sebagai jenis teman apa. Karna gue pernah menjadi teman yang menusuk dari belakang, teman curhat, teman tapi mesra, teman yang dateng kalo ada butuhnya aja, teman makan bareng, teman nonton konser, teman fangirlingan, yang belum kesampaian cuma teman hidup ajaaaaaahahahahahah *baper amat yailaaah*. 

Menurut gue, ada beberapa jenis pertemanan yang perlu dipertahankan. Berikut ini beberapa jenis yang sudah gue alami sendiri:

1. Teman Sehat Lahiriah dan Batiniah
Sehat ga sekedar fisik, batin juga perlu dikasih makanan yakan. Maka hadirlah jenis pertemanan sehat dari segi kebatinan. Jagalah pertemanan jenis ini, apalagi yang mendekatkan, mengingatkan dan mengajak kepada kebaikan. Bisa jadi mereka penolong kita gak cuma di dunia tapi juga disaat Hari Perhitungan nantinya #terustadzah. Seriously, yang ini wajib dijaga dan dirawat pertemananya.

2. Teman Motivasi
Jenis pertemanan ini penting untuk dipertahankan, supaya kita juga terus terpacu dan termotivasi sama teman jenis ini. Mereka bukan bermaksud riya atau sombong dengan prestasi dan cita-citanya waktu cerita ke kita. Justru dari sisi lain mereka akan ngasih kalian power berupa semangat untuk mencapai keinginan dan sederet daftar keinginan yang sudah kita susun. Bukan cuma sibuk diceritain tapi gak diusahain.

3. Teman Cerita
Kalo jenis ini sih tentu sudah sangat diperlukan dan tentu dijaga kebersamaannya. Perempuan itu butuh orang yang mau mendengarkan keluh kesahnya waktu seneng atau sedih. Hadirlah teman cerita untuk menampung segala jenis cerita hidup kita. Jangan lupa kita juga sebagai teman harus mau mendengarkan cerita teman. Jangan cuma maunya didengarkan tapi juga harus mau mendengarkan 😊

4. Teman Nonton
Teman yang kaya gini emang asiknya waktu diajak ada nonton konser, atau nonton film. Pertemanan jenis ini biasanya gak butuh banyak interaksi, yang penting satu aliran kesukaan. Kalo ada waktu konser band atau penyanyi yang disukain, pasti ketemua dan nonton bareng. Habis itu ya sudah pulang. Ngobrol pun isi obrolannya sekitar hal yang akan ditonton aja.

5. Teman Mengumpat
Nah, ini terkhusus gue aja sih ada jenis macam ini. Gue punya beberapa orang teman yang asiknya buat mengumpat. Karena kalo ketemu selalu ngobrolin bahan ejekan satu sama lain. Maka pertemanan jenis ini membuat kata-kata umpatan jadi sesuai fungsinya 😂😂 Selain itu mereka jenis teman yang gak gampang sakit hati dikatain temennya. Hal yang perlu diperhatikan dari pertemanan jenis ini adalah aib yang terjadi 1 tahun lalu bisa jadi akan dibahas untuk 5 tahun ke depan.

6. Teman Apa Aja
Ini teman yang bisa gue bilang sebagai paket lengkap. Dari 5 jenis pertemanan yang ada, bisa jadi pada jenis teman apa aja ini termasuk ke semua jenis pertemanan tadi. Dimana kalo ketemu gak butuh alasan mau ngapain, ngobrolnya gak terarah sama sekali, sering berhalusinasi masa depan bersama, bikin malu, mengumpat bersama setelah itu tobat bersama. Paket lengkap.

Nah itu 6 jenis pertemanan menurut gue. Tapi intinya dari pertemanan harus ada 'saling', saling mendengarkan, saling berbagi atau saling mengumpat 🙊🙊
Share: