Senin, 28 Februari 2022

Replay 1988 - Cerita Cita, Cinta dan Keluarga

    Hei yo! Kali ini gue punya label baru, ada W2W adalah Worth to Watch. Karena selama ini gue sering nonton film, series atau korean drama. Jadi sekalian mengisi kegiatan aja, gue coba cerita-cerita kenapa sebuah film atau series itu menjadi sesuatu yang worth to watch. Asik. Tontonan yang akan gue bahas kali ini adalah sebuah drama Korea, yang sempat booming lagi di jagat Twitter. Drama keluarga yang terasa hangat dan penuh petuah, Replay 1988.

    Drama ini bercerita tentang 5 keluarga yang rumahnya bertetanggaan, dan juga 5 anak yang tumbuh bersama sejak kecil. Masing-masing keluarga punya ceritanya, kesedihannya, kebahagiaannya yang cukup bisa relate sama kehidupan kita sehari-hari. Drama yang setiap episodenya bikin nangis. Cerita kehidupan sehari-hari yang menyangkut, cinta, cita-cita, keluarga, persahabatan. Gue ga akan bahas terlalu dalam soal detail dramanya, latar dan pemerannya ya. Gue akan highlight 5 bagian di drama ini yang gue inget terus dan itulah alasan drama ini worth to watch menurut Lugina. So, here we go, agak mengandung sedikit spoiler:

      1.    Penuh pesan dan petuah

            Bertaburan akan percakapan-percakapan yang mengandung arti luar biasa. Di salah satu adegan Deoksun yang menangis karena ulang tahunnya dirayakan bersama kakaknya, Bora. Kemudian ayahnya mencoba kasih kejutan buat Deoksun di depan warung. Percakapannya langsung bikin gue nangis dan inget Abah, hiks. Intinya Ayah Deoksun bilang minta maaf karena ini pertama kalinya dia menjadi seorang ayah. Jadi ga tau gimana cara menghadapi anak pertama, anak kedua dan anak bungsu. Sungguh gimana ga nangis kan gue, bahwa semua ayah di dunia ini belum pernah jadi ayah sebelumnya. Tapi Ayah-ayah di dunia ini selalu mencoba untuk ngasih terbaik buat anak-anaknya. Hubungan anak perempuan dan ayah di drama ini juga yang bikin gue mbrebes mili.



    Selain itu, masih tentang Ayah. Waktu Bora menikah, Bora kasih sepasang sepatu buat ayahnya, dan sudah menanyakan ke Ayahnya untuk meyakinkan apakah sepatunya cukup atau tidak. Tiba di hari pernikahannya, waktu Bora berdiri di depan Ayahnya untuk meminta restu, kelihatan lipatan tisu sebagai ganjal sepatu di bagian belakang sepatu, karena ternyata sepatunya kebesaran. Saking Ayahnya gak mau lagi nambah pikiran anaknya yang mau nikah :')

    2.    Berlatar belakang 1988

    Mungkin gue gak tau tepatnya di tahun 1988 seperti apa, tapi beberapa adegan atau barang tentunya gak asing. Drama ini mengajak penontonnya bernostalgia di masa-masa tahun 80-an akhir. Mendengarkan musik dengan kaset, mendengarkan radio, gaya busananya, termasuk keakraban sesama tetangga. Bahkan alat komunikasi pun masih menggunakan telpon rumah, atau jika mengirim pesan menggunakan surat.

    3.    Soundtrack

    Yak, drama tahun 1988 lantas gak bikin soundtrack gak menarik. Justru lagu-lagu lama yang menjadi lagu latarnya nempel banget dan enak-enak. Musik 80-an entah kenapa buat gue selalu enak meski didengarkan sekarang. Salah satu soundtracknya yang gue suka berjudul A Little Girl oleh Oh Hyuk dan juga lagu sejak intro pertama akan tau ini soundtrack Reply 1988 adalah Hyehwa-dong oleh Park Boram. PD Shin memang terbaik buat pemilihan pengisi soundtrack yang bener-bener cocok buat suasana dramanya.

    4.    Slice of Life
     
    Memang drama ini bertemakan slice of life, dari setiap keluarga yang berbeda punya cerita masing-masing, dan itu diceritakan dengan porsi yang sama. Seringnya ada 1 garis merah yang sama dari 1 episodenya. Artinya setiap keluarga tentu berbeda, masalahnya pun berbeda dan cara menghadapinya punya cara masing-masing. Ada yang sedang ulang tahun tiba-tiba menjadi pendiam dan tidak bertingkah, karena sedang teringat akan ibunya. Drama slice of life buatan PD Shin gue jamin gak akan membosankan meskipun hanya menceritakan kegiatan sehari-hari anak SMA dan keluarganya. Justru di sisi kesederhanaan cerita itu yang membuat dramanya begitu ringan dan menyenangkan, karena tidak dibuat pusing oleh orang-orang antagonis.

    5.    Syndrome Second Lead

    Bagi yang sudah menonton drama ini, kebanyakan merasa gemas tentang kisah percintaan Deoksun karena dipastikan terkena syndrome second lead. Tidak apa, kita berada di kapal yang sama berarti, hahahaha! Memang perkara terlambat akibat lampu merah ternyata bisa sefatal itu. Tapi siapapun jodoh Deoksun di akhirnya, cerita cinta anak SMA di drama ini juga gak berlebihan dan tetap gemas.

    Jadi, sudah tertarik untuk nonton drama ini? Drama Reply 1988 berisi 20 episode, setiap episodenya berdurasi sekitar 1-1,5 jam. Selamat menonton! *Mbheeeeee
Share:

0 komentar:

Posting Komentar