Di sudut kota kecil yang sudah hampir tenggelam oleh sampah dan suara klakson. gue dan 2 orang lainya tinggal bersama beralaskan karpet dan kasur setebal 2cm saja. dengan perlengkapan seadanga, gue *masih* bisa hidup dibawah kerasnya kehidupan kota Tangerang. Bahkan sampai gue mengerang-ngerang. Gue rasa butuh stock kesabaran lebih banyak disini. Nyebrang kena klakson. Diem mau nyebrang kena klakson. Lagi jalan di klakson. seburuk itukah gue dimata si klakson yang setiap harinya berbunyi?