Friday, March 05, 2010 minggu pertama. Pagi ini anak-anak dikejutkan dengan munculnya pelangi indah. Seorang anak perempuan berlarian ke lantai dua demi melihat pelangi itu. Maklum itu anak banget-banget ngidam liat pelanginya. Kimia sebagai sarapan pagi kali ini, menyegarkan otak dan pikiran serta badan. Dengan membahas bab baru yang cukup rumit itu, membuat sang guru kewalahan menjelaskan apa yang dimaksud larutan penyangga. Tapi keadaan dikelas tetap aman dan sentosa hingga bel ganti pelajaran berbunyi. Itu tandanya, mereka harus cepat – cepat mendapatkan kursinya di ruang agama. Karena ada yang bilang bahwa posisi duduklah yang menentukan besar kecilnya nilai seseorang. Pendapat yang kurang baik tapi memang benar terjadi pemirsa !
Ulangan agama ini cukup lancar dan tidak ricuh seperti biasanya. Saking lancarnya, sampai-sampai sang guru yang sedang berdiri mengaswasi muridnya ulangan itu terpejam beberapa detik alias NUNDUTAN bahasa gaulnya. Dan itu adalah peluang yang sangat besar bagi kaum muslimin dan muslimat yang ada diruangan itu semua. Mulailah mereka beraksi mencari wangsit yang tajam dan terpercaya. Setelah bel berbunyi lagi, itu tandanya kertas jawaban harus segera dikumpulkan. Lalu sang guru membagikan lagi kertas jawaban itu tetapi tidak pada orangnya. Yang artinya kertas ulangan langsung diperiksa secara eksklusive ! hasilnya, nilai mereka bagus-bagus dan diatas SKBM. Ckckck.
Weheartit |
Bel istirahat mulai gemerincing di sekolah tercinta dan tersayang itu. Saatnya bagi anak-anak exvan untuk pindah kelas ke kelas fisika. Kali ini sekelmpok anak perempuan sangat bersemangat dan percaya diri untuk mendapatkan tempat duduk paling depan. Kenapa eh kenapa ?? karena eh Karena si guru fisika kali ini giliran guru yang tampan nan rupawan serta soleh. Menurut salah satu dari sekelompok anak perempuan itu, sesulit apapun bab yang diajarkan oleh guru yang satu ini pasti gampang dicerna di otak. Motivasi yang bagus untuk meningkatkan taraf hidup mereka di bidang fisika. Yeahh.. tak terasa suadah saatnya untuk mereka pulang dan beristirahat dirumah masing-masing. 3jam berikutnya, mereka disuruh oleh guru bahasa sunda untuk menonton sebuah drama sunda di sanggar rengganis. Mereka duduk berpencar, sehingga tim redaksi tidak bisa mengambil gambar mereka secara keseluruhan dan hanya sebagian.