Rabu, 03 Maret 2010

Edisi 7


Selasa,2 maret 2010 dimulai dengan pelajaran Biologi dengan guru yang tidk kunjung mengajar murid-muridnya. Entah apa alas an sang guru sampe-sampe ga ngajar beberapa hari kebelakang. Gak masalah buat anak-anak Exvan mah, kaga ada guru kaya dapet wesel pos yang diundi tiap tahun sekali. Hehehee, Mau jadi apa nantinya anak-ana kelas XI IPA 2 ini. Tapi di pelajaran fisika, ada kekecewaan dari beberapa siswa yang sudah mengharapkan sang guru yang muncul adalah Guru yang tampan dan rupawan. Mereka bilang sih bikin semangat juga belajarnya. Tiba-tiba yang muncul adalah sang guru yang selalu memberikan kami ilmu agama diawal pembelajaran. Suasana malah berubah menjadi ngantuk tidak terkendali. Kami sebagai tim redaksi agak 
bingung juga dengan hari ini, anak-anak seperti kelelahan mencari ulah. Padahal ulah yang mereka buat bisa menguntungkan sekali bagi kami. Ckckck. Lanjut ke pelajaran kimia, yang ruangannya bersebelahan dengan kelas biologi. Artinya anak-anak harus menaiki beberapa anak buah tangga lagi supaya bisa sampai ke kelas kimia. Serta dengan melewati jembatan ninja waria yang sangat ekstrim sehingga membuat seorang anak perempuan kakinya berdarah terkena paku, malangnya nasib perempuan itu. Yeah.. semua rutinitas ini mau gak mau harus dilakonin sama anak-anak Exvan. Mungkin di hari tua nanti bisa jadi bahan cerita buat cucu – cicit mereka. Sang guru kimia tidak seperti biasanya datang tidak tepat waktu. Anak-anak dikelas cukup menikmati dengan waktu luang yang sang guru kasih. Kabar buruk pun mulai beredar teman-temanku sekalian ! Konon, sang guru member tau bahwa besok tepatnya hari rabu ada ulangan kimia ! si bronsted-Lowry dan si Lewis ini ga ngasih kita menghitung tapi teori mereka cukup membuat mereka pusing muter-muter monas.



Di PKLH, sang guru agak telat dating juga tuh, tapi kaga lama sih. Sekelompok mahluk wanita penjual beras perelek itu masih sempat mendokumentasikan dirinya dengan
panggung bekas acara akbar hari minggu kemaren. Awan putih dengan matahari yang cerah cukup menggoda mereka untuk segera berfoto-foto ria, ditambah bentuk awan putih yang menyerupai huruf L. gak lama kemudian sang guru itu memasuki kelas. Kebetulan anak-anak Exvan sudah diberi tugas sama beliau buat presentasi tentang pengamatan kemaren. Sekelmopok anak penjual beras perelek itu dapet kelompok 1 yang mengharuskan mereka menjadi penampil pertama di kelas itu. Tapi dengan bermodal keberanian saja, mereka dengan senang hati maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil laporannya kemaren. Perdebatan pun terus muncul dan merajalela, tapi sang guru masih bisa mengontrol keadaan kelas yang mulai agak ricuh gara-gara pertanyaan yang menurut mereka agak menyebalkan. Hahahah, bel pulang sepertinya ingin segera mengeluarkan suaranya. Bel sekolah yang mungkin sudah sejak dulu dengan nada seperti itu. Agak seperti anak- bocah lagi naek odong-odong tuh !
Share:

0 komentar:

Posting Komentar