Kamis, 4 Maret 2010 di edisi ke 9 ini. Diawali dengan fisika,biologi,penelitian terapan dan terakhir PKLH. Pagi yang cerah tapi diawali dengan pembagian kertas ulangan fisika minggu lalu. Spidl merah yang ditorehkan oleh sang guru mebuat suasana kelas tidak menerima dengan hasil ulangannya. Entah karena factor apa yang menyebabkan nilai mereka menjadi seperti itu, yang jelas sama sekali tidak ada yang menginginkan hasil nilai ulangan fisika seperti itu. Padahal sang guru sudah sangat-sangat berbaik hati kepada mereka ketika ulangna diperbolehkan melihat buku istilah jadulnya “open book”. Tapi apa daya mereka yang terlanjur mendapatkan hasil begitu adanya. Yang bikin tambah eneknya itu, kertas ulangan dengan coretan spidol yang ganas haru ditanda tangan oleh orang tua masing-masing. Mulailah mereka berakal busuk untuk mengelabuhi sang guru, demi nama baiknya di depan orang tua tercinta. Sangat mengharukan !
Dilain tempat dan kejadian, kelas biologi masih sepi akan terjadinya proses belajar mengajar. Sang guru masih “malas” mungkin untuk mengajar kelas kami, tapi entahlah itu tidak terlalu diperdulikan oleh anak-anal Exvan. Mreka diberi waktu luang seperi itu malah asyik dengan computer lipat mereka yang menangkap sinyal wireless sekolah. Tidak adanya guru teru
s berlanjut sampai pelajaran penelitian terapan, padahal sang guru sudah berjanji untuk masuk kelas. Lagi-lagi beliau berhalangan mengajara di kelas itu. Tapi, waktu luag kali ini digunakan oleh sorang anak gadis dari Citapen city untuk membuat boneka santet-santetan yang berbahan utama dari sapu ijuk empunya kelas itu. Entah dia berbuat terlalu kreatif atau sungguh tak bermodal tapi hasilnya pun cukup memuaskan para pemirsa. Dengan ditambahkan sedikit aksesoris yang berbahan dari gulungan kertas bekas cukup membuat boneka itu terlihat agak mirip dengan santet-santetan itu. Mulailah sang dukun beranak itu berkomat-kamit dengan segenggam rumput liar ditangan kanannya. Air ludahnya pun mulai membasahi para pasiennya yang sudah ngakak kaga ketulungan karena melihat ulah sang dukun gadungan itu. Sang korban dengan absen 30 mulai merasa kesakitan di bagian kepala setelah si dukun menusukan lidi ke bagian perut boneka. Tapi dipikir-pikir itu korban ngelawak dulu deh sebelum habis di tusuk-tusuk dukun. Ckckck.
Bel istirahat kedualah yang mengakhiri perbuatan hina itu. Berbondong-bondonglah anak Exvan menuju kelas PKLH. Dikelas ini entah mengapa otak para umat ipa2 agak menggeser dari posisi biasanya. Laptop si absen 32 ini nganggur di meja depan, dan webcam mulai di dzalimi oleh sebagian anak perempuan. Mulailah mereka merusak webcam itu dengan menekan ikon take picture yang artinya mereka lagi narsis. Tapi apa daya, yang empunya laptop tak bisa berkutik karena laptopnya sudah dikuasai oleh tangan-tangan para perusak kamera itu. Eh, yang punya laptop malah asyik merekam dirinya sendiri di adegan perkelahian yang super,giga,mega LEBAY. Tanpa disangka-sangka dan diduga – duga guru PKLH pun datang dengan tiba-tiba. Tapi mereka yang sedang narsis, menampakan wajah phobianya alias polos biadabnya dengan segera mematikan webcam dan kembali ke tempat duduk masing-masing. Sampai pelajar PKLH pun berakhir dan mereka pulang kembali ke habitatnya masing-masing.
0 komentar:
Posting Komentar