Antara kegalauan dan ke-Pamoyanan

Waktu denger kabar yang tidak terduga duga, galau sering kali menghampiri siapapun itu. Galau. Galau. Galau. Sampe gue lupa, apaan sih galau. Gue galau ? may be yes, may be no. Awalnya diberikan sebuah harapan, lalu gue dijatuhkan dengan kabar yang menggelegar. Dan gue menemukan tweet, yang begitu benar adanya.

Memang begitu mudah, tapi buat gue juga terasa mudah melupakan kegalauan itu ketika gue sedang berada di sekitar orang orang yang bisa membuat gue tersenyum berada diantara mereka. Merekalah yag membuat gue lupa akan kegalauan malam itu. Walaupun ketika gue lagi sendiri, galaunya bisa datang lagi. Yeah, they are my best friend. Teman menggila sejak SMA, yang sejak bulan agustus, berpisah di 4 kota yang berbeda. Dan malam itu, malam itu kita bisa kumpul lagi. Rasanya, kesempatan langka yang ga boleh di sia-siakan buat gue. Gue nyesel, kenapa gue harus tau kabar yang bikin galau itu tepat gue lagi kumpul sama temen-temen gue. Yang malah bikin mood gue agak down.

 

Tapi, namanya juga sahabat. Mereka bikin gue lupa akan kegalauan dengan kekonyolan kekonyolan yang mereka buat. Bunda, salah satu sahabat gue, minta dijemput di daerah Pamoyanan namanya. Gue , jupe, sama pera malem itu sibuk cari cara buat bisa jemput bunda. Karna perlu diketahui bahwa daerah Pamoyanan itu hampir deket Gentong, jadi itu jauh banget sekitar 1jam kalo kesana. Tapi, apa gunanya pacar punya mobil kalo tidak dimanfaatkan dengan baik, pera said. Ah yaaaa, jadilah kita berangkat jam9 ke Pamoyanan, dengan mobil pacarnya pera. Yo know ? ini todak mudah buat kita berempat bisa duduk di mobil pick up.

 

Kebayang kan, gue harus duduk seirit mungkin supaya semuanya kebagian duduk. Tidak mudah bagi gue. Mudah bagi yang bertubuh ramping semacam pera. Sampai di Pamoyanan, bunda malah betah diem di counter gara-gara ganteng yang jaga counternya. Kampret. Gue udah buru-buru berangkat, dia malah gamau balik. Alhasil, kita jadi berlima, jupe duduk diatas pangkuan bunda. Uh so sweet

 

Pengalaman yang agak keren menurut gue, demi sahabat apasih yang engga. Mana gue sampe ciamis jam 12 malam pula. Nice moment. Memang waktu kita bareng ga begitu banyak. Tapi sekalinya kita kumpul bareng, itu adalah saat saat yang paling indah menurut gue.