Minggu, 15 Desember 2013

Buku Datang, Anak Senang

Pinterest
Jumat, 13 Desember 2013 ada salah satu agenda Komunitas Jendela bekerja sama dengan Elektronika dan Instrumentasi UGM dalam sebuah Charity Concert. Udah kurang keren apalagi coba ya nama acaranya. Dari namanya pun udah bisa ditebak, ini adalah konser amal dari temen-temen Elins adakan untuk Komunitas Jendela tentunya. Seperti taglinenya, “Buku datang, anak senang” jadi para pengunjung acara malam itu harus membawa buku bacaan untuk anak sebagai tiket masuknya. Dan nantinya buku itu disumbangkan untuk Komunitas Jendela.

Sejak pagi hari, saya sudah resah gelisah mendesah ogah. Soalnya masih kepikiran timeline buat malem ini belum jadi. Aksesoris dan dekorasi yang lain belum rampung. Mulai agak panik soalnya harus kesana kemari. Mendaratlah saya di kosan salah satu jendelist yang syusah bilang huruf f ini. Kami berempat (Vida, Leila, Erni dan saya) mulai kerja rodi membuat pernak-pernik yang akan kami tampilkan di boothnya jendela. Memang yang namanya lagi kepepet dan mendesak, jam 2 itu terasa singkat. Siang itu, awan hitam mulai menggelayut manja di langit jogja. Yang harusnya senja sedang menari tergantikan oleh nyanyian hujan. Mas bagus dari Elins udah mulai sms dan telponin (ciyee gitu), belom lagi 2 kakak yang tak seberapa heboh nelponin juga. Ya sudah, saya mencoba menerobos hujan dan menuju Fakultas Ilmu Budaya UGM, sambil berharap gak kena cerewetan kakak-kakak yang ga seberapa itu. And then, Ternyata apa? Yak, baru sayalah jendelist yang tiba di FIB siang itu. Karena masih resah kehilangan arah, akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke kosan leila untuk melanjutkan kerjaan tadi. Oke mari kita skip, cerita saya yang kena semprot sama kakak-kakak tak seberapa itu (read : mas azri dan mbak mika). hehehe

Acara pun diundur sampai setelah adzan magrib berkumandang. Jendelist udah ancang-ancang buka lapak di koridor FIB. Malam itu, entah kenapa jendelist yang datang super hectic banget. Dresscode kita malam itu adalah baju putih, walaupun saya sendiri malah memilih warna hijau. Entahlah. Saat acara dibuka oleh MC, penontonnya masih bisa dihitung jari deh. Soalnya masih gerimis romantis gitu. Ya daripada gak ada penonton yang tepuk tangan, jendelist dan panitialah yang berusaha memeriahkan acaranya. Agak lupa ada berapa Band yang tampil malam itu. Tapi semakin malam, hujan sepertinya mulai kelelahan membasahi jogja malam itu. Mungkin ini memang udah timingnya aja sih ya acara Konser Amal itu mulai berjalan lancar. Pengunjung pun mulai berdatangan. Saya mencoba melirik drop box yang ternyata masih berisikan angin malam, artinya belum ada yang menyumbangkan bukunya. Eh, selain kami ada juga loh booth dari Angkringan Pintar milik anak UGM sepertinya, dan kurang lebih bentuk kegiatannya seperti komunitas jendela.

Hari mulai semakin malam, dan bulan mulai menampakan cahayanya walau sedikit pudar tertutup awan hitam. Pengunjung booth Jendela pun mulai mengisi drop box dengan buku-buku yang menarik untuk di baca. Ada juga yang membantu donasi lewat uang dan membeli marchendise Jendela. Pengunjung yang datang, kami sediakan guest book untuk menuliskan supportnya kepada adik-adik Sapen dan Turga biar makin rajin belajar dan membacanya. Nantinya buku dan komentar-komentar pengunjung ini akan kita bacakan di depan adik – adik sapen dan Turgo biar mereka semakin semangat lagi belajarnya. Ide keren tentang guest book ini terinspirasi dari mbak Puput gadis Lampung nan jelita :)

Nah dari acara ini, sebenarnya yang dilihat bukanlah dari banyak sedikitnya pengunjung atau banyak sedikitnya buku yang disumbangkan untuk Komunitas Jendela. Tetapi dari niat tulus dan juga rasa peduli mereka semua terhadap pendidikan di Indonesia khususnya Jogjakarta. Maka dari itu, Yuk! Pemuda Pemudi Indonesia, berikanlah apa yang bisa kamu berikan untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Walaupun itu hanya berupa waktu dan tenaga kalian
Share:

0 komentar:

Posting Komentar