Selasa, 11 Februari 2014

My Sadbruary

Pinterest
Ini bukan menyangkut hari kasih sayang yang dihebohin anak-anak seumuran gue. Di awal februari ini, ada yang meruntuhkan tanggul air mata gue.

Di akhir pekan yang begitu pekat dengan rapat dan kesibukan menjelang melepas peri-peri Sapen. Ada terbesit suatu niat yang dimata Allah adalah pilihan yang tepat untuk jauh dari berdosa. Karena ketika kita meninggalkan suatu yang haram, maka kelak akan mendapatkan yang halal. Gue langsung mengutarakan hal itu via chat. Karena hanya akan menyiksa diri gue aja kalo harus berbicara langsung. Baik, keputusan yang sudah matang dan ini memang baik buat semuanya. Jalan yang strategis menuju jalan yang Allah ridhoi. Ada saatnya kita harus melepas walaupun ikatannya begitu kuat dan erat. Karena Yang Maha Mengetahuilah orang ity tepat atau tidak buat hambaNya. Kurang lebih seperti itu. Tanggul airmata gue, kemudian rutuh perlahan dan rasanya awan mendung menggelayut manja di wajah gue waktu itu.

Belum selesai urusan dengan takdir, gue harus mengatur 25 anak untuk bisa menari bersama dan kompak di depan orang tuanya. Berat sekali rasanya untuk menutupi rasa sakit. Ya sakit di hati atau di badan. Jangan sampai anak orang kena gue damprat, jangan sampai. Pokoknya hari itu, unconditionally banget. Crowded. Tiba juga saatnya anak-anak tampil di panggung. Itu kejutan terindah pertama gue bertemu dengan peri-peri kecil ini. Mereka menari dengan kompak dan semangat. Entah harus meluap kemanakah air mata gue saat itu. Sampai pada akhirnya temen-temen jendelist bernyanyi bersama anak-anak Sapen. Lagu cinta untuk mama di depan mama-mama tersayang. Adalah sebuah kebahagian ketika adik-adik sapen menangis sambil memeluk kakak-kakaknya. Sedih karena mau ditinggal. Ada rahmat, yang ngakunya kelilipan sambil meluk Mbak Mika padahal lagi nangis. Ada juga Jelita si gendut luar biasa imut yang wajah nangisnya bikin orang pengen meluk sambil nangis. Ada Sami si keriting dari Papua yang bandel minta ampun tapi tetep nangis juga.

Merinding banget waktu gue liat mereka ngirim surat untuk para jendelistnya dan membuat gambar wajah-wajah kami. Laras, yang paling tua di Squad Sapen yang membuatnya. Belum lagi pesan orangtua, "Mbak dia jadi lemes seharian garagara kakak jendela ga datang lagi kesini". Memang gue mendapatkan double farewell di bulan ini. It's a Sadbruary. But I won't give up. Merasa di recharge lagi oleh kalian-kalian dan juga ditambah gue bisa pulang ke rumah. So, let's make this month for the start my happiness life.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar