Ini pengalaman pertama bagi seorang lugina yang hidup di sarang penyamun menggunakan rok, membaca 1juz/hari, solat tepat waktu, puasa daud dan lain-lain. Bukan masalah ingin riba. Tapi, setidaknya gue mencoba membagi cerita aja. Ini semua hasil dari usaha gue mendekatkan diri dengan-Nya. Kapan lagi gue mau mulai kalo ga sekarang juga. Jadi liqo adalah semacam mengaji bersama - sama. Dan tentunya kita hanya sesama akhwat saja. Mengaji disini adalah tidak hanya membaca Al-Quran tapi juga belajar ilmu islam. Murobi (read-guru) gue super banget, Mbak Ida yang sudah dikaruniai 2gadis kecil ini kalo menyampaikan materi selalu menyenangkan. Membuat gue juga merasa menyenangkan bisa belajar bersama waktu liqo.
Bayangan kebanyakan orang, ikut liqo seperti ini membosankan. Gak bisa tertawa dan bercanda. Harus sepi dan sunyi resmi acaranya. Dan ditempat liqo ini, sama sekali gak kaya gitu. Kalo ada yang lucu ya ketawa aja. Namun memang di saat serius ya harus serius mendengarkan materi. Tapi gue masih bisa tuh tertawa terbahak-bahak waktu liqo. Ga ada yang menatap gue sinis gara2 ketawa.Seriously I'm glad to join this Liqo. Ada semangat baru setiap minggunya, sebelumnya gue bahkan ga pernah sesemangat ini kalo belajar. Apalagi belajar ilmu Islam. Yang jaman sekarang ini makin menipis ilmunya di kalangan anak muda.
So please, mari dekati Allah yang Maha Segalanya. Bukan hanya jodohmu yang didekati. Tapi dekatilah yang menciptakan jodomu itu. *ahzeeeeg*
0 komentar:
Posting Komentar